Webinar “NLP and Its Application in Medicine”
Oleh: Renny P. Kusumawardani @ medium.
Pada hari Jumat, 29 Oktober 2021 yang lalu, Program Studi Teknik Informatika Universitas YARSI mengadakan webinar bertemakan “NLP and Its Application in Medicine”, dengan pembicara Ibu Derry Wijaya, Ph. D., dari Boston University.
Sebagai pengantar bahasan utama dari acara tersebut, beliau menjelaskan mengenai perkembangan terkini di bidang Artificial Intelligence (AI), Machine Learning (ML), dan Natural Language Processing (NLP), serta keterkaitan di antara ketiga bidang tersebut. Sebagai contoh, salah satu tren saat ini dibidang NLP adalah merepresentasikan bahasa tidak lagi secara simbolik, melainkan dengan pendekatan distribusional.
Setiap unit bahasa, misalnya kata, direpresentasikan sebagai vektor numerik yang nilainya diperoleh berdasarkan hubungan dengan kata-kata lain, misalkan berapa frekuensi kemunculan bersama kata-kata tersebut, yang dilatih berdasarkan tugas pembelajaran mesin seperti ‘fill-in-the-blanks’ (mengisi kata yang dihilangkan dari suatu kalimat). Hal lain misalnya transfer learning, yaitu adaptasi model bahasa yang telah dilatih pada suatu domain tertentu untuk dapat dipergunakan pada domain lain.
Di bidang Kesehatan, terdapat berbagai kasus penerapan NLP/AI. Dr. Derry Wijaya memberikan beberapa contoh menarik terkait penelitian yang sedang/sudah dilaksanakan oleh beliau dan/atau kolega di Boston University, terutama terkait media framing, yaitu bagaimana suatu topik yang sama dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang. Salah satu penelitian tersebut adalah bagaimana NLP dapat dipergunakan untuk melacak penyebaran misinformasi dan bias terkait COVID-19.
Contoh temuan misalnya dalam kasus misinformasi dengan kata kunci ‘hydroxychloroquine’, yang ternyata pertama kali bermula di Weibo (situs media sosial Cina), namun kemudian ditemukan dengan frekuensi yang relatif tinggi dan awal pada cuitan berbahasa Indonesia. Pencarian dengan kata kunci ‘garlic’ menunjukkan lonjakan yang signifikan di awal pada Weibo, disusul dengan peningkatan temuan pada bahasa Inggris dan Indonesia sekitar dua bulan sesudahnya.
Photo by Jan Huber on Unsplash
Contoh lain adalah dalam studi untuk menjawab apakah notifikasi pengalihan untuk pengguna yang menggunakan kata kunci pencarian terkait COVID pada platform Instagram memberikan pengaruh terhadap penyebaran misinformasi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa intervensi tersebut berhasil mengurangi jumlah konten misinformasi, dan juga menurunkan konten bermuatan kemarahan.
Sebagai penutup, saat ini penerapan NLP dan AI pada bidang Kesehatan merupakan suatu area yang berkembang pesat baik dari sisi riset maupun industri. NLP dan AI diharapkan untuk dapat meningkatkan layanan kesehatan dari ketiga aspek golden triangle, yaitu biaya, akses, dan kualitas, dengan meningkatkan kecepatan dan akurasi diagnosis penyakit, memperluas akses terhadap pengetahuan kesehatan dan layanan yang prima, dengan biaya yang lebih terjangkau.
Untuk Indonesia, masalah yang ingin dijawab khususnya adalah sangat terbatasnya jumlah tenaga kesehatan — di Indonesia, secara rerata terdapat 0.4 dokter perseribu penduduk. Rasio ini bernilai 2.6 perseribu di Amerika Serikat, sedangkan standar WHO sendiri adalah tersedia setidaknya 1 dokter untuk setiap 1000 orang penduduk. Untuk itu, NLP dan AI diharapkan dapat menjembatani akses ke layanan kesehatan, misalnya untuk triage dan layanan telemedicine.
Tentunya, penerapan tersebut diiringi pula dengan resiko yang perlu untuk diperhatikan dan dimitigasi, terutama terkait dengan ketersediaan data, adanya bias yang terkandung pada data, serta masalah terkait privasi dari data dan prediksi yang dihasilkan oleh sistem AI/NLP.
Terdapat pula kecenderungan untuk mempercayai/menuntut AI sebagai solusi sempurna, alih-alih menempatkan AI sebagai teknologi untuk membantu manusia. Untuk itu, diperlukan edukasi kepada berbagai pihak yang terkait, misalnya penyedia layanan kesehatan, supaya dapat memanfaatkan AI dengan sebaik-baiknya dengan ekspektasi yang sesuai.
Sedikit Mengenai Newsletter INACL
Newsletter (Buletin) INACL adalah media yang berisikan informasi perkembangan penelitian, berita dan hal lainnya mengenai komputasi linguistik Indonesia.
Kontributor dari newsletter INACL adalah para anggota Divisi Media INACL yang untuk saat ini beranggotakan:
- Sari Dewi Budiwati
- Said Al Faraby
- Louis Owen
- Renny P. Kusumawardani
Terdapat 3 rubrik utama yang menjadi fokus dari Divisi Media INACL dalam menerbitkan newsletter, antara lain sebagai berikut:
- Rubrik utama, yang berisikan informasi mengenai publikasi penelitian
- Rubrik fitur riset universitas, yang berisikan informasi mengenai pengembangan riset-riset yang ada di universitas
- Rubrik kalendar, yang berisikan informasi mengenai konferensi/workshop dengan track NLP/CL di Indonesia atau Asia
Biografi Penulis
Renny P. Kusumawardani memperoleh gelar Sarjana Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Indonesia, pada tahun 2004. Pada tahun 2010, ia lulus dengan predikat Cum Laude sebagai lulusan terbaik dari Program Magister Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB, Indonesia. Sejak 2010, ia menjadi Dosen di Departemen Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Indonesia.
Minat penelitiannya adalah di bidang Pengolahan Bahasa Alami (Natural Language Processing) dan Pembelajaran Mesin (Machine Learning). Dia adalah anggota dari Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE), Association for Computational Linguistics (ACL), dan Indonesian Association for Computational Linguistics (INACL), serta aktif di berbagai kegiatan dan konferensi yang diselenggarakan oleh organisasi-organisasi tersebut.